Morotai Safe Haven bagi Tionghoa Indonesia Upper Middle Class


Morotai Safe Haven bagi Tionghoa Indonesia Upper Middle Class

dilaporkan: Setiawan Liu

Morotai, 22 Februari 2021/Indonesia Media – Chairman & Founder Jababeka SD Darmono meyakini bahwa pembentukan badan otoritas pulau Morotai, provinsi Maluku Utara (Malut) sebagai solusi pemerintah memberi jaminan investasi terutama kelancaran usaha, kepastian hukum dengan tanpa ada gangguan serta konsistensi terhadap kebijakan. Jababeka mengajak peran serta terutama yang mengimpikan, membutuhkan stabilitas keamanan, tidak ada lagi kerusuhan rasialis. “Orang-orang Tionghoa Indonesia terutama upper middle class yang merasa ‘ini (Indonesia) tanah air kita, harus dibela kami tidak mau diusir-usir (seperti kerusuhan Mei 1998)’ sampai akhirnya mereka mencari tempat transit yang affordable seperti pulau Morotai,” Darmono mengatakan kepada Redaksi.

 

Selama ini, Singapura sebagai safe haven bagi orang Tionghoa Indonesia. Tetapi biaya hidup di Singapura semakin mahal. Orang Singapura juga sudah lebih sejahtera, kaya dibanding orang kaya Tionghoa Indonesia. Selain kerusuhan sosial, konflik rasialis, beberapa orang kaya Indonesia pindah ke Singapura untuk safe haven terhadap pandemi covid. “Padahal harga property di Singapura juga semakin mahal,” tegas Darmono.

 

Untuk menjadikan Morotai sebagai safe haven seperti Singapura, salah satu solusi yang paling efektif yakni pembentukan badan otoritas. Dampaknya, prospek bisnis di Morotai terutama sektor perikanan bisa merembet ke pasar Taiwan, Australia. Dari pengolahan sumber daya perikanan, termasuk pertanian di Morotai bisa mengarah pada pendirian berbagai perusahaan jasa perdagangan atau trading, manufacturing, logistik, pergudangan. “Setelah roda ekonomi di Morotai semakin menggeliat, pasti butuh perumahan. Industri pariwisata otomatis jalan secara paralel. International airport, international harbour dibangun, lalu menjadi financial center. Itu mimpi Jababeka, tapi tidak bersaing dengan Singapura. Pasarnya (kebutuhan orang kaya terhadap pengamanan aset) sangat besar. Pilihan pertama pasti Singapura, tapi kami ambil middle class, termasuk orang Surabaya yang mobilitasnya bisa ke Singapura, Morotai. Sementara orang Jakarta yang kaya-kaya pasti ke Singapura,” kata Darmono.

Di tempat berbeda, General Manager Pavilliun d’aloha Resort, Jababeka Morotai Yunizar melihat dampak pandemi covid terhadap menurunnya turis asing. Kondisi sekarang, terutama perjalanan Jakarta – Morotai harus transit Ternate (Maluku Utara). Proses booking pesawat Jakarta – Ternate, praktis tidak ada masalah karena penerbangan rutin tersedia. “Tetapi (transit) dari Ternate, (turis) harus melanjutkan lagi dengan dua pilihan moda transportasi. Turis bisa dengan menggunakan kapal malam, ada jadualnya dari Morotai/Ternate. Jadual operasional KM (kapal motor) via laut Geofani dan Ratu Maria kadang tidak fixed. Misalkan jadual awalnya, Senin, tapi bisa batal. Sehingga saya selalu monitor jadual (KM Geofani dan Ratu Maria) bagi turis yang sudah kontak ke saya. Terutama, kalau mereka sudah booking hotel, kami pasti service dengan update jadual kapalnya. Perjalanan dari Ternate ke Morotai memakan waktu 11 jam, penumpang bisa sewa kamar,” kata alumni Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta.

 

Pilihan kedua, turis asing mengambil jalur lintas dari Ternate dengan naik speedboat ke pulau Halmahera Sofifi/Ternate (ibukota provinsi Maluku utara). Perjalanan Ternate menuju Sofifi dengan speedboat mencapai 40-50 menit. Dari Sofifi, lanjut perjalanan dengan kendaraan. Beberapa pemilik kendaraan menawarkan banyak kendaraan dengan tarif sewa terjangkau. Ada juga kendaraan umum jenis Xenia, Avanza. Dari Sofifi ke Tobelo, perjalanan 3 jam – 3,5 jam. “Kondisi jalan sudah mulus, dari Tobelo, lanjut dengan speedboat, ke Morotai. Naik speedboat 1,5 jam. Sampai di Daruba (ibukota pulau Morotai), perjalanan sekitar 10 menit untuk sampai pada resort Jababeka. Kendala kami, untuk turis memang agak repot. informasinya, akan ada pesawat lagi,” kata Yunizar.

Sementara, Bupati Morotai Benny Laos mengatakan bahwa penerbangan terutama Wings Air mulai buka lagi per tgl 22 Maret 2021. Penerbangan sangat penting, mengingat Morotai juga direncanakan untuk food estate. “Morotai terbuka untuk siapapun. Selain keindahan pemandangan alam terutama laut, pantai, juga sektor pertanian, perikanan sangat prospektif,” tegas Benny Laos melalui WhatsApp. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *